Muhammadiyah Buru Selatan
Dibaca: 1600
foto: bedahnusantara.com
Kabupaten Buru Selatan adalah sebuah kabupaten di Provinsi Maluku, dengan ibukota Namrole.
Dibentuk berdasarkan UU no. 32 Tahun 2008 sebagai pemekaran dari Kabupaten Buru.
PDM Kabupaten Buru Selatan saat ini dipimpin oleh Abdul Muin Loilatu, yang ditetapkan
secara aklamasi sebagai Ketua Umum Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Bursel dalam
Musyawarah Daerah (Musda) I Muhammadiyah Kabupaten Bursel, pada 9 Mei 2015. Hampir setahun
yang lalu.
Loilatu adalah mantan Ketua KPU Kabupaten Bursel. Sedangkan sekretaris PDM Kabupaten Bursel
adalah Abdul Razak Pesilete dan Ahmad Sahubawa menjadi Bendahara Umum PDM.
Pesilete adalah mantan Komisioner KPU Kabupaten Bursel. Sementara, Sahubawa masih menjabat
sebagai Sekretaris Dinas Keuangan Kabupaten Bursel.
Musda Pertama Muhammadiyah Kabupaten Bursel, pada saat itu, dipimpin oleh Amrullah Lubis,
sebagai caretaker PDM Kabupaten Bursel, bersama Idris Loilatu, Kepala Bidang pada BAPPEDA
dan Litbang Kabupaten Bursel sebagai Pimpinan Sidang.
Musda Pertama Muhammadiyah Buru Selatan dihadiri oleh Asisten I Setda Kabupaten Bursel
Benadus Waemesse, para anggota DPRD Bursel, para pimpinan SKPD dan pimpinan OKP serta
pimpinan Ormas di Kabupaten Bursel.
Dalam acara Musyda, Asisten I Setda Kabupaten Bursel membacakan sambutan Bupati Bursel,
Tagop Sudarsono Solissa, menyampaikan bahwa Pemerintah Kabupaten menyambut baik kegiatan
Musda Pertama tersebut
Muhammadiyah Kabupaten Bursel telah berada pada jalur pengembangan organisasi yang baik,
hal ini ditandai dengan terlaksananya Musyawarah Daerah sebagai sebuah mekanisme organisasi
untuk memantapkan gerakan dan memadukan kesepahaman, baik melalui restrukturisasi organisasi
maupun penyusunan rencana kerja kedepan.
Sekalipun Muhammadiyah di Kabupaten Bursel terbilang muda usia, namun sebagaimana diketahui
Muhammadiyah secara nasional, dalam usianya satu abad telah banyak mendirikan taman kanak-
kanak, sekolah, perguruan tinggi, rumah sakit, balai pengobatan, panti asuhan, usaha ekonomi
dan amal usaha lainnya.
Selain itu, Muhammadiyah juga membangun mesjid, musholla, melakukan langkah-langkah dakwah
dalam berbagai bentuk kegiatan pembinaan umat yang meluas di seluruh pelosok tanah air.
Muhammadiyah bahkan tak pernah berhenti melakukan peran-peran kebangsaan dan peran-peran
kemanusiaan dalam dinamika regional, nasional dan global. Kiprah Muhammadiyah tersebut
menunjukkan bukti nyata kepada masyarakat bahwa gerakan Islam yang diembannya bersifat
amaliah untuk kemajuan dan pencerahan yang membawa pada kemaslahatan masyarakat yang seluas-
luasnya.
Kepada seluruh jajaran Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Bursel dipesan agar tetap fokus
pada visidan misi organisasi. Pemkab menghendaki agar anggota Muhammadiyah Kabupaten Bursel
melakukan optimalisasi peran organisasi, khususnya peran aktif Muhammadiyah sebagai elemen
penting dalam membangun daerah, sehingga menjadikan Muhammadiyah secara institusional sebagai
salah satu agen pertumbuhan pembangunan di daerah.
Peningkatan kesejahteraan masyarakat membutuhkan sinergitas seluruh stakeholder, dan bukan
hanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah semata.
Pada era keterbukaan dan desentralisasi saat ini, pemerintah lebih berperan sebagai fasilitator,
regulator dan dinamisator dalam pembangunan. Terlebih ditengah keterbatasan anggaran yang
dimiliki oleh pemerintah daerah.
Faktor kunci keberhasilan pembangunan di daerah ditentukan pula oleh kesiapan seluruh komponen
masyarakat, termasuk Muhammadiyah, untuk melakukan perubahan mendasar dalam memberdayakan diri,
serta bergerak secara dinamis dan sinergis guna menggerakan seluruh sumber daya yang dimiliki
bagi peningkatan kapasitas pembangunan di daerah.
Kepada Muhammadiyah dihimbau bersedia membangun komitmen bersama serta hubungan kemitraan dengan
pemerintah daerah dan komponen masyarakat lainnya yang dilandasi sikap saling percaya serta
didasarkan pada keihklasan dalam mengembang sinergitas hubungan yang merupakan elemen dasar
dalam pembangunan daerah.
Dakwah adalah sebuah tugas mulia, sebagai wujud tanggung jawab kita sebagai umat Islam. Hal ini
selaras dengan konteks berbangsa, bahwa pada dasarnya Negara juga mengamanahkan kepada kita
sebagai warga negara memiliki tanggung jawab sosial untuk saling menolong dalam kebaikan.
Upaya membangun persatuan umat dengan melakukan komunikasi intelektual, spiritual dan sosial
antara sesama sehingga tujuan agama dan tujuan soaial dapat terwujud dengan baik. Tak kalah
penting, bahwa syiar Islam dalam menyebarkan pemahaman islam yang benar harus dibangun di atas
persatuan umat dan ukhuwah Islamiyah yang dilandasi semangat islam sebagai rahmatan lilalamin.
Pemerintah Daerah menyampaikan apresiasi kepada segenap pengurus dan simpatisan, serta keluarga
Muhammadiyah Kabupaten Bursel atas segala kontribusi yang telah diberikan, khususnya pembangunan
di bidang keagamaan. Diharapkan, kehadiran Muhammadiyah dengan berbagai kegiatan sosial dan
religinya mampu mendorong program pemerintah dan dapat terus bersinergi untuk mewujudkan visi
Kabupaten Bursel.
Selain pembentukan kepengurusan, Musda Pertama Muhammadiyah Kabupaten Buru Selatan diwarnai
dengan kegiatan Dialog Kepemimpinan Nasional dan Good Governance. Acara Dialog digagas oleh
Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Bursel dibawah pimpinan Robo Souwakil, Ketua Umum PD Pemuda
Muhammadiyah Kabupaten Bursel.
Abdul Muin Loilatu yang juga mantan Ketua DPD IMM Maluku bertindak sebagai moderator. Dialog
menghadirkan Komisioner KPU Provinsi Maluku, Rifan Kubangun yang memantik dialog dengan berbicara
tentang Pilkada Serentak Menuju Kepemimpinan Nasional. Sementara Caretaker PDM Kabupaten Bursel
menjadi pemantik dialog tentang tema Good Govermance.(Ad/MPI)
sumber berita: bedahnusantara.com
Tags: Muhammadiyah, Kabupaten Buru Selatan
Arsip Berita